Selasa, 28 Oktober 2014

Membangun Jiwa Muda Dengan Rasa Syukur

28 oktober. Di indonesia lazim diperingati sebagai hari “Sumpah Pemuda”. Tepat 86 tahun yang lalu pemuda indonesia dari berbagai daerah, ras, suku, dan agama. Bersatu menghapus rasa kedaerahan, menghapus semua perbedaan dan bersatu atas nama Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
               
Melalui sumpah itu mereka menyatukan pikiran dan pandangan. Bersatu membela satu nama, indonesia. Melawan kolonialisme yang selama 3 abad telah menjajah indonesia. Tak gentar dengan moncong senapan yang siap menembus kepala. Mereka terus menyuarakkan semangat kemerdekaan kepada seluruh rakyat di berbagai daerah. Menancapkan tonggak perjuangan demi indonesia merdeka.
                Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai pemuda dan sebagai pelajar indonesia khususnya dalam memperingati hari Sumpah Pemuda?
                Belanda sudah lama pergi. Kemerdekaan pun sudah erat di genggam tangan. Kita sebagai pelajar  tidak perlu lagi berjuang untuk semua itu. Marilah setidaknya kita memperingatinya mulai dari tindakan yang sederhana, yaitu “bersyukur”
                Sepele memang. Tapi janganlah kita meremehkanya. Apalagi yang tidak kita syukuri? Pada zaman modern saat ini, Kita dengan mudah mendapatkan pendidikan. Lembaga pendidikan berdiri dimana-mana. Berjenjang, mulai pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. Sedangkan zaman dahulu pendidikan adalah hal yang amat langka. Lembaga pendidikaan hanya ada di kota-kota besar. Itupun lembaga pendidikan yang didirikan oleh kolonial belanda. Hanya golongan Ningrat yang bisa mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah itu. Rakyat biasa seperti kita mustahil untuk bersekolah.
                Menghadapi tuntutan pendidikan saat ini pun juga butuh perjuangan yang tidak mudah. kedua orang tua kita berpeluh keringat dalam membiayai kita bersekolah. Demi kebahagiaan masa depan  kita. Memberi kita uang saku setiap harinya yang bila di hitung-hitung tidak sedikit jumlahnya.  Rela datang ke sekolah meminta keringanan bila biaya sekolah kita terlalu berat. Memfasilitasi kita dengan laptop, kamera DSLR atau sepeda motor demi mempermudah kita dalam memperoleh pendidikan. Semuanya demi kita. Kita pun jarang, bahkan tidak pernah bertanya dari mana orang tua kita mendapat semua biaya itu. lalu pantaskah kita tidak bersyukur atas semua itu?
                Sadar atau tidak kita jarang mensyukurinya. Kita lebih sering mendzoliminya dengan belajar alakadarnya. Sombong atas semua fasilitas yang di berikan orang tua. Pacaran berlebihan yang berujung hal yang buruk. Mencoreng muka kedua orang tua kita dengan arang yang sangat hitam. Apakah pemuda seperti itu yang diharapkan indonesia?  
                Marilah kita mulai di hari ini kita renungkan dan bersyukur atas semua yang telah diberikan tuhan kepada kita. Dengan belajar yang lebih giat lagi. Memang kedua orang tua kita tidak menginginkan balasan dari kita. Tapi alangkah indahnya jika kita bisa setidaknya mebanggakan mereka dengan prestasi. Menerbitkan senyum manis di bibir indah mereka.
                allah telah berjanji akan menambah nikmat bagi umatnya yang bersyukur. Maka dari itu bila kita bersyukur dengan belajar lebih giat lagi, insyaallah allah akan menambah nikmat kepada kita dengan prestasi. Lalu bila semua pelajar indonesia berprestasi dan bersatu dalam satu nama indonesia. Maka akan hebat lah negara kita, disokong dengan persatuan pemuda-pemuda yang beprestasi di segala bidang. Lalu benarlah apa yang pernah dikatakan bung Karno “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia”.


               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar