Selasa, 30 September 2014

Mengajak Buyut Menolak Lupa G 30 S PKI

Mengajak Buyut Menolak Lupa
G 30 S PKI

               Hari ini merupakan tanggal yang bersejarah bagi bangsa indonesia. Tepat 49 tahun yang lalu, terjadi tragedi pembunuhan para petinggi TNI oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Tragedi yang terjadi Pada pergantian bulan antara tanggal 30 September 1965 hingga awal tanggal 1 Oktober 1965. Yang biasa dikenal dengan G 30 S PKI atau Gestapu atau Gestok.
                Hingga saat ini dalang dari tragedi ini belum diketahui pasti, tetap samar-samar bahkan saya rasa masih buram. Banyak artikel yang berpendapat bahwa tragedi ini didalangi oleh PKI, namun di lain sisi juga banyak yang berpendapat bahwa tragedi ini didalangi oleh Suharto dan amerika. Kedua pendapat didukung oleh fakta-fakta yang sangat kuat. Sehingga terkadang menimbulkan kebingungan bagi pembaca awam seperti saya.
                Pasca tragedi G 30 S PKI inilah yang sebenarnya menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Dimana pada akhir 1965 hingga awal 1966 terjadi Genosida terhadap jutaan simpatisan PKI di seluruh Indonesia. Bahkan artikel tentang G 30 S PKI di wikipedia.co.id menggambarkan sungai Brantas yang airnya berubah menjadi merah karena darah dari simpatisan PKI yang dibunuh dan dibuang di sungai Brantas.
                Menanggapi hal ini. Saya jadi sangat penasaran tentang kejadian pasca G 30 S PKI, khususnya di daerah saya. Di Grati dan sekitarnya.
                Saya terlibat dialog singkat dengan nenek buyut saya. Nama beliau Nuriatun. Beliau berumur sekitar 1 abad. Beliau masih sehat bugar, tubuhnya tidak terlalu ringkih. Pendengaranya juga masih cukup jelas. Beliau merupakan saksi hidup kekejaman penumpasan PKI di Grati.
                Ketika saya singgung tentang tanggal 30 September, beliau langsung bercerita panjang lebar tentang PKI. Saya pun serius mendengarkanya dengan seksama.
                Beliau berkata bahwa keadaan saat itu sangatlah tidak kondusif. Banyak pembunuhan dimana-mana. Para simpatisan PKI sibuk bersembunyi menyelamatkan diri. Para laskar berkeliaran disudut-sudut kampung dengan parang dan celurit dikalungkan di pinggang. Siap membantai semua simpatisan PKI yang ada.
                “Ranu iku le, biyen enggen e mbuak wong-wong PKI. Sikile ditaleni watu gedhe moro dicemplung no nang Ranu”. Begitu tutur beliau. Saya sangat terheran-heran.
                Beliau juga berkata “wong-wong PKI di tumpakno praoto (Truck) le, buyut gak ro digowo nang ndi, smpek saiki gak mbalek-mbalek”. Aku mengangguk-aguk faham, ini seperti yang sering dijelaskan di buku-buku sejarah.
                Aku pun bertanya “buyut, kejadian kyok ngunu iku sampek kapan yut?”
                “Buyut lali le, pokok e tenang-tenang e kejadian iku pas  riyoyo kurang 3 dino”. Kata beliau sambil mengingat-ingat kejadian itu.
                Ketika saya searching di google. Keaadaan yang tak kondusif ini memang terjadi sekitar 4 bulan, antara bulan oktober 1965 hingga akhir januari 1966. Dan di tahun itu pada tanggal 23 januari 1966 bertepatan dengan 1 syawal 1385. Maka bila menurut apa yang diingat nenek buyut saya, sekitar tanggal 20 januari lah tepatnya keadaan Indonesia, khususnya di Grati kembali kondusif.
                Pada akhir dialog saya dengan nenek buyut saya. Beliau berpesan. Jika diartikan kedalam bahasa indonesia kurang lebih beginilah pesanya. “pada saat itu le. Zaman dimana yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. Tapi Gusti Allah tidak tidur le. Gusti Allah hanya satu pada saat nya nanti semua akan terbukti dengan sendirinya”.
                Begitulah akhir dialog singkat saya dengan nenek buyut saya. Diakhiri pesan yang tersirat dan begitu bermakna. Dan dari dialog ini pun, kini aku mengerti arti tentang slogan yang selalu digembor-gemborkan guru sejarahku dulu waktu aku SMP.
History make men wise”. Sejarah membuat seseorang bijaksana.


Senin, 29 September 2014

Selamat Datang di Blog Saya.

Selamat Datang di Blog Saya.
blog ini menyajikan berbagai informasi yang sedikit berguna dan banyak tidak bergunanya. 
kenapa begitu? karena blog ini sebenarnya media saya untuk belajar menulis. Maklum karena masih amatiran, jadi tulisan-tulisan di blog ini agak belepotan. informasi yang ada mungkin juga masih kurang bermutu. Maka dari itu saya sangat berterimakasih kepada kawan-kawan semua yang telah sudi mengunjungi blog saya. 

Sekali lagi selamat datang di blog saya.. Blog alakadarnya..
Selamat membaca :D